Bisnis Hobby-The Halal Boys, kedai yang mengusung
konsep food truck dengan gaya food container, siap menjamur di berbagai kota
Indonesia lewat waralaba setelah berdiri selama setahun.
"Kami akan buka franchise karena banyak permintaan dari luar kota agar bisa buka franchise," kata Alexander Setiawan, pendiri The Halal Boys, di Jakarta,
Selasa.
The Halal Boys yang mengusung tema makanan Timur
Tengah ini telah membuka lima outlet dalam kurun setahun berdiri, yakni di Hang
Lekir, Kemang, Kelapa Gading, Kuningan dan Bali.
"Kami ingin makanan ini dikenal di seluruh
kota Indonesia, begitu juga negara tetangga," ujarnya, menambahkan
Singapura jadi target lokasi kedai baru di luar negeri.
The Halal Boys terinspirasi ketika ia mencicipi
makanan yang dijual di pinggir jalan New York. Dari sekian banyak makanan di
New York, hanya itu yang benar-benar menarik perhatiannya.
"Bukan makanan mewah tapi street food,
konsepnya simpel tapi yang datang dari supir taksi sampai orang kantoran
berjas," ujar pria yang punya hobi masak itu. Dia kemudian mencoba meracik
sendiri makanan tersebut dengan gayanya sendiri, setelah sebulan bereksperimen,
terciptalah makanan dengan formula yang disebutnya orisinil.
"Motivasi awalnya bukan mau bikin makanan ini
di Indonesia, tapi hanya untuk diri sendiri," ujarnya. Niat berbisnis
kuliner diawali dari reaksi orang terdekat yang mencicipi resep ala Alexander
itu. "Mereka bertanya kenapa enggak dijual," kenangnya.
Alexander kemudian menggodok ide yang menjadi
cikal bakal The Halal Boys. Kata "Halal" dipilih karena kedai ini
menjual makanan Timur Tengah. Mal menjadi tempat utama untuk bisnis ini, namun
Alex mengatakan konsep The Halal Boys tidak disambut baik di sana.
"Lalu kami berusaha berpikir outside the box.
Karena di AS konsepnya street food, kami memutuskan juga seperti itu,"
ujar pria yang memakai kontainer bekas sebagai tempat berjualan. Menu nasi
basmati dipadu daging ayam dan/atau domba dengan selada dan saus putih khas The
Halal Boys menjadi menu andalan. Promosi dan ulasan yang gencar di dunia maya
membuat kedai ini pernah menempati lima besar makanan yang paling banyak
dipesan lewat go-food dari aplikasi go-jek dalam dua bulan pertama sejak
diperkenalkan ke publik.
Ada satu kiat sukses yang ia pelajari dari bisnis
kuliner selama setahun. "Tidak harus membuat makanan mewah atau rumit,
yang penting enak, tak peduli itu di pinggir jalan atau restoran bintang
lima."
Menurut Alex, konsep food truck kian berkembang di
Indonesia. Para pebisnis kuliner sepertinya kerap diundang untuk meramaikan
konser, pameran dan bazar. "Brand besar juga mulai pakai food truck untuk
branding, misalnya chain fastfood dan kopi," imbuhnya.
Posting Komentar