Untuk itu, kata Rudiantara saat ditemui di Sub Terminal Agribisnis, Desa Larangan, Kecamatan Larangan, Brebes, Jawa Tengah, Senin, pemerintah siap meluncurkan aplikasi layanan teknologi seluler khusus untuk mempermudah pekerjaan petani.
"Ada empat aplikasi yang diperkenalkan pada kegiatan hari ini, yaitu petani, tanihub, lima kilo dan pantau harga. Selain itu, satu ekosistem UMKM online Indonesia bernama Nurnaya Initiative juga diperkenalkan," ujarnya.
Pengenalan aplikasi layanan teknologi ini merupakan bagian dari program sinergi aksi untuk ekonomi rakyat yang bertujuan untuk memperlancar proses distribusi komoditas pangan kepada konsumen dan harganya tetap stabil.
Rudiantara hadir dalam peluncuran yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Brebes, Jawa Tengah, karena Kementerian Komunikasi dan Informatika menjadi bagian dari program sinergi aksi ini dan telah bekerja sama dengan para pengembang aplikasi swasta.
"Pemerintah sangat ingin memajukan petani Indonesia dan aplikasi-aplikasi karya anak bangsa ini dibuat khusus untuk meningkatkan produktivitas para petani," jelas Rudiantara.
Ia menambahkan bahwa kemajuan teknologi informasi harus dimiliki dan dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk para petani.
Oleh karenanya, Kementerian Komunikasi dan Informatika akan mendorong gerakan nasional bersama-sama "Petani dan UMKM Indonesia Go Digital" mulai tahun 2016.
Salah satu alasan peluncuran aplikasi bagi para petani adalah fakta yang ditunjukkan oleh data Badan Pusat Statistik pada periode 2003 hingga 2013, bahwa Indonesia telah kehilangan lima juta petani dalam kurun waktu tersebut.
Sementara, salah satu perusahaan konsulting dunia telah menyimpulkan, berdasarkan studi 26 negara di luar Eropa, bahwa teknologi aplikasi selular dapat meningkatkan pendapatan petani hingga sebesar 11 persen.
Potensi ini membuat gebrakan teknologi di sektor pertanian sangat dibutuhkan karena telah terjadi penurunan kontribusi sektor pertanian yang besar dalam kurun waktu 10 tahun, dengan kerugian yang bernilai triliunan.
Secara keseluruhan, program sinergi aksi untuk ekonomi rakyat bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup pelaku usaha di pedesaan, dengan cara memberikan kesempatan bekerja yang layak bagi petani, peternak, dan nelayan.
Brebes terpilih menjadi tempat percontohan program ini karena merupakan sentra komoditas bawang merah di Indonesia yang berkontribusi kepada laju inflasi nasional, namun kesejahteraan petaninya relatif rendah karena sebagian keuntungan dinikmati oleh pedagang perantara.
Program yang dipimpin Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ini diselenggarakan melalui kerja sama dengan Kementerian Pertanian, Kementerian ATR/BPN, Kementerian Kominfo, Kementerian Perdagangan dan Kementerian UKMK.
Selain itu, ada Kementerian BUMN, Kementerian Desa, Transmigrasi dan Daerah Tertinggal, Kementerian KKP, Kementerian PUPR, BI, OJK, Pemda Provinsi Jawa Tengah, Pemda Kabupaten Brebes, BUMN-BUMN, Lembaga Keuangan Swasta dan pengembang aplikasi, serta pemangku kepentingan lainnya.(Ant)
Posting Komentar